- Back to Home »
- Ringkasan Buku Teknik Menulis Skenario Film Cerita
Posted by : Unknown
Rabu, 30 November 2016
Judul Buku : Teknik Menulis Skenario Film
Cerita
Penulis : H. Misbach Yusa Biran
Judul Bab : Bab 7 – PENYAMPAIAN INFORMASI
Ciri Suatu
Zaman
Watak yang
penting
Watak
adalah sifat yang menetap pada sifat seseorang, seperti: rajin, pemalas, pemalu
dan semacamnya. Watak dibentuk oleh pembawaan dan pengaruh yang diterima
sepanjang usianya. Pembawaan diterima dari orang tua sedangkan pengaruh itu
meliputi pendidikan.
Aneka
pengaruh yang membentuk watak itu memerluka waktu yang lama, maka perubahan
watak seseorang tidak bisa berubah seketika.
Semangat
hidup
Orang
bersemangat tinggi akan berjuang mati-matian dalam menapai cita citanya dan
juuga sebaliknya dengan orang bversemangat rendah. Semangat hidup berkaitan
langsung dengan action seseorang. Maka perlu diungkapkan dalamm skenario,
terutama dengan contoh tindak tanduk agar penonton bisa melakukan antisipsi
yang baik tentang bentuk perjuangan yang akan dilakukan oleh tokoh dalam
melawan hambatannya.
CIRI KKHAS KUKLTURAL
Meliputi
asal etnik dan lingkungan budaya yang
mempengaruhi seseorang, tata nilai kebudayaan yang dia anut, juga tentang
falsafah budayanya.
Ciri
Etnik/Suku
Beberapa suku di
negeri kita sudah bebera-pa kali diperkenalkan oleh film bioskop dengan ciri
khas mereka masing-masing. Maka memfilmkan pelaku suatu suku tertentu perlu
didahului dengan penelitian dan survei kedaerahnya untuk menemukan ciri khas
suku tersebut. Masih banyak ciri, Tata nilai, cara hidup, falsafah asli tiap
suku bangsa yang perlu diungkapkan melalui film, untuk memperkaya warna
perfilman kita serta pengetahuan bangsa akan Bineka Tunggal Ika bangsa kita.
Ciri gabungan sukupun perlu diunngkapkan. Tokoh berasal dari etnik jawa namun
dibesarkan di sumatera, akan mengalami pengaruh dari dua sub kultur.
Tata Nilai
Tata nilai yang
dianut oleh seseorang adalah dari budaya yang paling besar pengaruhnya dan tata
nilai yang paling berpengaruh pada semua suku di Indonesia adalah Tata Nilai
Agama yang mereka anut.
CIRI KHAS ROHANIAH
Mengenai sisi
hidup yang berhubungan dengan alam transendental atau alam gaib, yakni dengan
tuhan atau roh roh penguasa alam gaib. Hubungan Tuhan itu melalui agama, sedang
ajaran rohaniah tentang roh-roh gaib adalah ajaran kuno animisme setempat dan
terkadang tercampur ajaran Hindu/budha. Nama-nama ajaran non agama oleh
pemeluknya diberi nama aliran “Keperecayaan, Kebatiban, Agama leluhur,
Kejawen”, dan sebagainya.
Penonton
Indonesia pada umumnya telah mengenal baik agama islam dan lainnya namun
mengenai ajaran kabtinan suku-suku lain tidak dikenal.
Pandangan
hidup
Secara umum segi
agama akan ambil bagian dalam way of life tokoh, Perlu penjelasan
tambahan dalam cerita tersebut. Dalam hal ini, penulis skenario akan dihadapkan
dengan masalah karena sebagian penonton sudah tau dan sebagian lain tidak. Maka
penyampain penjelasan tambahan harus mealui adegan dramatis, agar tidak ada
penonton merasa diajari sesuatu yang mereka sudah tahu. Kenyataanya, bangsa
Indonesia adalah bangsa yang sangat taat beragama yang segala tindak tanduknya
selalu dikaitkan kepada “yang di atas”.
Bahkan wabah
yang melanda cerita film televisi yang menggunakan Ilahi dalam judulnya, pada
dasarnya hanya menjual horor. Mungkin para penulis khawatir kalau melakukan
kesalahan akibatnya bisa mendapat gugatan fatal. Tapi, bagaimanapun film kita
harus mereflesikan bagaimana Indonesia. Sehingga sutradara dan penulis skenario
harus mempelajari agama.
Mentalitas
dan Akhlak
Mentalitas lebih
berhubungan dengan kondisi rohani ketimbang psikis. Karena orang yang
bermentalis baik, pasti karena dilatari oleh keyakinan akan adanya hukuman dan
pembalasan dari Tuhan. Sebaliknya orang yang mentalitasnya buruk pasti karena
tidak memilik dasar agam dalm rohaninya.
Orang
Shaleh/Shalehah
Orang yang taat
ke masjid atau gereja, belum tentu orang yang shaleh. Karena bisa jadi itu
hanya didasari rasa takut, malu, atau bahkan ingin dipuji. Sedang orang
shaleh/shalehah adalah orang yang menjalankan semua perintah agama dan
menghindari larangannya karena keimanan dan ketakwaan. Keshalehan akan
tercermin dalam segala tindak tanduknya dalam menjalankan agama dan hidup
bermasyarakat.
CIRI KHAS PIKIRAN
Ciri khas
pikiran yang harus diungkapkan pada tokoh cerita adalah meliputi Tingkat
kecerdasan pelaku, Cra berpikir, Kandungan Pengetahuan dan Kreatifitanya.
Tingkat
Kecerdasan
Dalam uraian
skenario kita tidak perlu menyebut angka IQ, melainkan cukup menjelaskan untuk
sampai pada pemahaman umum apakah sangat cerdas, biasa saja atau agak kurang.
Informasi tingkat kecerdasan akan menentukan kemampuan tokoh memecahkan masalah
yang dia hadapi.
Cara
Berfikir
Variasi cara
berfikir dalam kehidupan ini luas sekali. Orang berfikir praktis, ketika
memecahkan masalah ia menganalisis problema secara ringkas dan menentukan jalan
keluarnya dalam langkah langkah yang bisa dilakukan. Orang yang berfikirnya
“nguler kembang”, jika berbicara kalimatnya tidak gampang selesai.
Kandungan
Pengetahuan
Orang yang
banyak pengetahuannya adalah karena dia banyak belajar atau membaca buku.
Status sosial orang yang menyandang gelar sarjana dianggap lebh tinggi
dibanding dengan yang tak bergelar.
PENGUNGKAPAN SET
Set dalam film
dimengerti sebagai tempat kejadian. Set membantu menetapkan gaya film, menambah
pengertian, menciptakan modd, atmosfir, menjelaskan yang tinggal disitu,
menjelaskan faktor geografis, kultural, dan sebagainya.
DIMANA
Letak suatu
daerah dan kondisinya akan memberikan informasi yang berbeda-beda. Kelas sosial
budaya setiap orang pasti berbeda. Maka pada saat penampilan informasi suatu
tempat untuk pertama kalinya perlu ada tambahan penjelasan dimana letak tempat
itu. Tetapi orang sekarang mau yang agak sulit, menurut kratifitas pembuatnya.
Umpamanya, dengan memperlihatkan ciri-ciri khas fisik kota atau budayanya. Tapi
ciri fisik dan budaya belum sepenuhnya komunikatis bagi semua penonton
Indonesia. Maka perlu dimunculkan dalam dialog, ditambah berbagai ciri budaya.
Faktor
Geografis
Penonton film
Indonesia umumnya tahu letak kota kota besar di Jawa dan Sumatera. Tapi
tempat-tempat yang terletak dipulau-pulau lain perlu dijelaskan dimana letaknya
secara geografis dan apa yang terkait dengan geografisnya.
Untuk
menjelaskan diamana letak suatu pulau, bisa digunakan patokan nama tempat yang
sudah dikenal penonton secara umum.
Kondisi
Sosial Budaya
Informasi ciri
khasnya mungkin perlu diungkapakan, agama yang dianut, adat istiadat yang
menonjol, keseniannya dan lain-lain. Meski penonton kita pada umumnya sudah
merasa cukukp mengetahui secara garis besar sosial budaya suatu suku, tapi
secara umum tingkat pengetahuan penonton tentang segi kultural yang mendalam
masih amat sedikiti. Maka, jika segi sosial budaya akan dikaitkan dengan
cerita, harus ada tambahan informasi secara khusus. Meskipun untuk suatu sub
kultur masih perlu penjelasan tambahan karna masih banyak yang berbeda secara
prinsipil.
Memang sebaiknya
penulis skenario melakukan pengamatan langsung kedaerah tersebu yang terkait
dengan ciri khas kultural daerahnya. Jika belum cukup, ada atmosfir lain dari
suatu tempat yang hanya bisa di dapat jika kita berada disana.
MENJELASKAN PENGHUNI
Penampilan dan
keadaan rumah adalah refleksi dari penghuninya. Atau sebaliknya, pengungkapan
informasi khas tempat tinggal seseorang bisa memberikan informasi mengenai
penghuninya. Jenis perlengkapan ruangan bisa menunjukan tingkat selera, tingkat
intelektual dan tingkat ekonomi penghuni.
Pemilihan
properti harus dipertimbangkan, apakah pengetahuan penonton Indonesia mengenai
properti itu sama dengan apa yang kita harapkan. Tapi properti hanya bisa
berarti bagi sejumlah kecil penonton Indonesia kkarena menggunakan benda karya
seni untuk menjelaskan selera seni atau tingkat ekonomi penghuni belum efektif.
Untuk menjelaskan
selera seni dan intelktulitas penghuni, mungkin lebih efektif jika menggunanak
SUARA musik. jika informasinya bukanlah tingkat selera seninya, melainkan
hubungannya yang erat dengan budaya aslinya.
MENJELASKAN ZAMAN
Keadaan tempat
harus mendukung informasi mengenai zaman cerita berlangsung dan dapat dipahami
serta dirasakan atmosfirnya oleh penonton. Ciri-ciri tempat yang menunjukan
zaman adalah arsitektur dan keadaan kota.
Memang tidak
mudah menemukan lambang lambang yang bisa menjelaskan suatu zaman. Penulis
harus menghimpun terlebih dahulu sebanyak mungkin bahan yang bisa menunjuksn
ciri khas suatu zaman. Ciri tiap masa berbeda sesuai denga perkembangan penting
yang terjadi saat itu. Untuk menjelaskan ciri ciri suatu zaman, masih perlu
ditemukan yang betul betul segera bisa menimbulkan mood dan kesan masa itu.
Bahasan selanjutnya ke http://yusufbasyarudinrofi.blogspot.co.id/